Thariqah Salaf Ba’alawi bernisbah kepada Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi Ra, beliaulah pendiri dan Imam Thariqah Al-‘Alawiyah. Dan asal khirqoh yang didapatkan oleh beliau berasal dari As-Syekh Al-Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Madyan Syu’aib bin Abu Hasan At-Tilmisany Al-Maghriby Ra dengan dititipkan melalui dua orang, yaitu pertama As-Syekh Abdurrahman in Muhammad Maq’ad (murid As-Syekh Abu Madyan) yang kemudian menyerahkan kepada murid beliau yaitu As-Syekh Al-Kabir Abdullah As-Sholeh Al-Maghriby
dan sampai kepada Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam ketika beliau sedang
belajar bersama as-Syekh Al-Faqih Ali bin Ahmad Bamarwan di Tarim, dan
sebelumnya Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam telah mengetahui mengenai
Khirqoh yang akan diterima oleh beliau (dengan kasyafnya) dan
beliau sempat hendak menemui As-Syekh Abdurrahman Al-Maq’ad yang kala
itu masih berada di Mekkah, tapi di tengah perjalanan, beliau mendengar
kabar wafatnya As-Syekh Abdurrahman sehingga beliau mengurungkan niatnya
pergi ke mekkah dan kembali ke Tarim.
Selanjutnya mengenai Thariqah Al-‘Alawiyah Al-Imam Al-Habib Muhammad
bin Zain bin Smith berkata dalam Kitab Ghayah Al-Qasd Wal Murod:
“Aku
telah mendengar Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata:
“Sesungguhnya Thariqah As-Sadah Al-Alawiyah adalah “As-Shirat” yang
dimaksudkan dalam firman Allah SWT yang artinya;
Dan
bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka
ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)[152],
Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
Dan lebih jauh beliau berkata:
“Dan
dalam satu kesempatan yang lain Al-Amam Al-Haddad membahas Thariqah
Al-Alawiyah, beliau berkata; ‘Sesungguhnya Thariqah Al-Alawayah adalah
Thariqah yang paling kuat dalil-dalilnya dan perjalanannya (Suluk)
adalah sebaik-baiknya perjalanan, dan sungguh Ahli Thariqah ini
memberikan contoh-contoh yang baik dan jalan yang dipenuhi kesejahteraan
dan kemaslahatan bagi umat, para Masyaikh Al-Abu Alawi dan
pemuka-pemuka mereka mempunyai martabat dan kelebihan Ukhrawi yang tidak
dipunyai oleh orang lain, karena mereka senantiasa melazimkan Al-Khumul
(menepiskan kemasyhuran) sehingga menjadikan nama baik mereka selalu
diingat bersama keagungan dan keistimewaan Hal mereka.”’
Thariqah
Sadah Ba’alawi adalah salah satu Mazhab Thariqah yang mempunyai
kesempurnaan dalam sistem Tarbiyah Thariqahnya, dalam pro dan kontranya
tokah-tokoh Islam menanggapi dogma-dogma Tasawwuf, Thariqah ini tidak
pernah dikritik. Thariqah Sadah Ba’alawi memegang teguh As-Sunnah dan
menentang keras tindakan dan tata cara yang bertolak belakang dengan
Syari’ah dan Sunnah Rasul Allah SAW, dalam mereflesikan Ubudiyah.
Thariqah ini lebih fleksibel, misalnya; dalam Thariqah ini tidak
dibenarkan untuk melepaskan tanggung jawab dari Ikhtiar Duniawiyah
karena hal tersebut merupakan Sunnah Rasul Allah SAW, mungkin karena
fleksibel inilah dan banyaknya keistimewaan lain yang dimilikinya yang
membuat perbedaan antara Thariqah Sadah Ba’alawi dan Thariqah lainnya, Kayfiyah Thariqah ini yang dengan cemerlang tapi sederhana dan Arif berusaha menerapkan keseimbangan yang paling sempurna antara As-Syari’ah dan At-Thariqah serta Al-Haqiqah sehingga menghasilkan mutiara “Hakekat Amaliyah”
yang secara Zhahiriyah maupun Bathiniyah akhirnya mempunyai nilai
tambah yang sangat sempurna. Thariqah ini dalam perkembangannya lebih
lanjut, terus bertambah cemerlang dalam pimpinan para Masyaikh Ahli
Thariqah Wal-Haqiqah turun temurun dalam setiap era kepemimpinan
beberapa Awliya’ Al-Akbar Bani Alawi. Radhi Allahu Anhum Ajma’in Wanafa’ana bihim Amin.